Thursday, August 12, 2010

8. Epsilon

“Anda tadi mengatakan apa?” Raxion bertanya dengan keheranan, meski sebenarnya kedatangan mereka saja cukup mengejutkan, tapi masih ada yang lebih membuat dia penasaran “Sample Epsilon?” AS-00 sedikit terkejut dengan cara bicara Raxion menimpalinya “’Anda’ ya… kau yang seorang pengkhianat saja masih memanggil aku ‘Anda’. Khu khu khu…” terdengar suara tawa yang ditahan. Raxion mulai kesal berteriak kecil “JELASKAN!!!! MENGAPA MEMANGGILKU SAMPLE EPSILON???!”

Tawa tertahan AS-00 hilang seketika, lalu diapun menjelaskan dengan suara tenang “Seperti yang kamu ketahui, kita bangsa Accretia telah meninggalkan darah dan daging kita demi tercapainya kesempurnaan, jadi hanya tersisa otak kita sajalah yang di’abadi’kan. Tapi sejak meninggalkan darah dan daging kita, barulah kita menyadari apa sebenarnya itu perasaan? Kenapa bisa ada perasaan? Karena itulah akhirnya dilakukan eksperimen untuk meneliti perasaan, yang berujung terciptanya Perasaan Buatan (Artificial Feelings/AF) dalam bentuk chip. Proyek rahasia ini hanya diketahui Kaisar sekarang serta beberapa unit dalam Kerajaan dan sudah dilaksanakan sejak pemerintahan Kaisar generasi sebelumnya. Chip AF ini selalu dimasukkan diam-diam ke satu unit Accretia, kemudian Accretia itu diawasi perkembangannya. Setiap kali unit yang dipasang chip AF ini mati atau rusak, maka chip itu akan diambil lagi dan diteliti kembali. Jika hasilnya tidak memuaskan maka chip itu akan diperbaharui dan dimasukkan lagi ke unit Accretia yang baru. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai berhasil menciptakan chip AF yang sempurna, meski begitu jumlah unit Accretia tiap generasinya tidaklah banyak karena susahnya pengembangan chip itu.Unit Accretia yang dipasang chip itu diberi nama lain oleh Kaisar, generasi awal diberi nama Sample Alpha, lalu berikutnya Sample Beta, lalu Sample Gamma, begitu seterusnya sampai kau yang merupakan generasi ke-5, Sample Epsilon.”


Mendengar itu baik Miriam maupun Vinze terdiam sebentar, lalu keduanya melirik ke Raxion. Raxion memegang dadanya dengan tangan kanannya, dia seolah ingin mencabik dadanya dan mengeluarkan chip terkutuk itu, lalu dia berkata dengan suara bergetar “Jadi, perasaan yang kurasakan ketika melihat pasangan Bellato di Ether itu… ketika melihat wanita Cora itu… semuanya karena chip ini…??” AS-00 mengangguk pelan lalu melanjutkan “Benar sekali, lalu setiap Sample itu biasanya dipasangkan dengan seorang ‘Penanggung Jawab’ yang bertugas melakukan monitoring diam-diam dan mengawasi unit itu.” lalu dia menunjuk ke TR-37 yang berdiri di kiri belakangnya sambil berkata “Dan TR-37 adalah ‘Penanggung Jawab’-mu, jadi dia memang sengaja dipilih kami, Aku dan Race Manager, untuk mengawasi dan melatihmu.” Ketika Raxion menatap ke pelatihnya, TR-37 hanya bisa memalingkan mukanya kiri bawah. Sedari tadi para Wakil Archon hanya diam mendengarkan seolah-olah mereka sudah mengetahuinya. QG-92 yang berdiri di belakang kiri TR-37 hanya memandang ke arah Raxion cs, OP-52 yang berdiri di belakang kanan AS-00 nampak tidak sabar ingin bertempur, sedangkan LK-67 yang berdiri di belakang kanannya hanya menatap kosong kedepan.

Raxion mengepalkan tangannya lalu mengayunkannya ke bawah sambil berteriak “OMONG KOSONG, TIDAK MUNGKIN KERAJAAN SAMPAI MELAKUKAN HAL INI. LAGIPULA KALAU INI MEMANG PROYEK RAHASIA KENAPA UNIT SEPERTI ANDA BISA MENGETAHUINYA?? ANDA MENJADI BARU 2 TAHUN MENJADI ARCHON DAN AKU SUDAH BERGABUNG DENGAN KOLONI INI SELAMA 5 TAHUN. TIDAK MUNGKIN ANDA SUDAH BISA MENGETAHUINYA.” Sekali lagi dengan tenang AS-00 menjelaskan “Karena aku bukanlah unit biasa, aku adalah utusan khusus langsung dari Kerajaan.” Raxion terkejut dengan perkataannya hanya bisa mengeluarkan kata “Eh…??!” AS-00 melanjutkan “Sekitar 13 tahun yang lalu, Kerajaan merasa kalau dalam perang ini tidak boleh kalah, jadi Yang Mulia mengirim aku yang waktu itu unit yang dibuat secara khusus, kemampuanku diatas rata-rata unit Accretia yang biasa, bisa dibilang kalau aku ini unit ‘bibit unggul.’ Aku dikirim supaya bisa menjadi contoh unit-unit lain dalam koloni dan dimaksud untuk membawa kemenangan untuk Kerajaan. Tentu saja keberadaanku hanya diketahui oleh Kaisar dan beberapa petinggi di Kerajaan. Race Manager sudah diberi tahu oleh Yang Mulia tentang aku, namun dia ingin agar aku diperlakukan layaknya unit biasa. Jadi akupun menjalani pelatihan seperti unit lain selama di koloni, mulai dari Basic, lalu Expert hingga menjadi Elite, tapi itupun hanya memakan waktu 3 tahun. Supaya tidak mencolok dan dianggap istimewa, aku juga disuruh mengajari salah satu unit baru yang dikirim ke koloni, dialah TR-37.”

Mendengar kenyataan seperti itu Raxion hanya bisa diam saja, begitu juga Vinze dan Miriam. Mereka tidak menyangka untuk menaikkan moral prajurit dalam Kerajaan saja harus sampai melakukan hal ini, tapi dalam hati mereka mengakui ini betul-betul tindakan yang cemerlang. Melihat reaksi mereka AS-00 melanjutkan “Sejak Awal TR-37 sudah tahu tentang misiku yang sesungguhnya, karena akulah yang memberitahunya. Aku pikir disembunyikan juga percuma, perlu waktu sekitar 5 tahun aku melatih TR-37 hingga dia menjadi Elite. Tidak lama setelah TR-37 menjadi Elite, Yang Mulia mengatakan chip AF yang terbaru sudah dipasang ke sample generasi berikutnya, Sample Epsilon, yaitu kau RX-75. Beliau memintaku memilih satu unit untuk dijadikan ‘Penanggung Jawab’-nya, lalu aku memilih anak didikku sendiri, TR-37 karena kupikir akan cukup mudah bagiku mengawasi Sample Epsilon juga. Aku memerintahkannya untuk melaporkan setiap perkembanganmu dan memintanya bertindak seperti unit biasa. Selang 3 tahun akupun merasa sudah cukup waktunya dan mencalonkan diri menjadi Archon. Tentu saja aku dipilih karena banyak unit yang sudah melihat kehebatanku dan mereka semua mengaggumiku, tapi mereka sama sekali tidak tahu kalau itu semua sesuai skenario Kerajaan.”

Vinze yang sedari tadi diam akhirnya juga ikut bertanya “Jadi ketika kamu sudah dipilih jadi Archon, semua Wakil Archon sudah mengetahui jati diri aslimu?” AS-00 memandang Vinze sebentar lalu melanjutkan “Hampir tepat wahai pemuda Cora, tapi sebenarnya bukan. Seperti yang kubilang sebelumnya kalau misi dan jati diriku adalah rahasia, jadi semakin sedikit orang yang tahu semakin baik, dan itu berarti Wakil Archon juga sebaiknya tidak diberitahu. Tapi selama melakukan pertemuan, sikap Race Manager terhadapku selalu canggung dan tidak bebas. Hal ini tentu saja mengundang tanda tanya besar terhadap para Wakil Archon, akhirnya mau tak mau aku pun menjelaskan pada mereka semua.” AS-00 melanjutkan dengan sedikit kesal “Ya betul, gara-gara Race Manager idiot itu. Padahal sudah diberitahu kalau sedang berbicara denganku biasa saja, jangan sampai unit lain curiga kenapa Race Manager sampai takut apada unit Accretia biasa. Tapi setidaknya dia sudah bisa bersandiwara dengan baik, meski memakan waktu sampai 1 tahun sejak pengangkatanku menjadi Archon, dia memang idiot.”

Hening sekejap, lalu AS-00 mengatakan “Cukup sudah basa-basinya, TR-37 segera bawa kembali Sample Epsilon. Tubuhnya sudah tidak diperlukan, jadi begitu dikirim kembali ke Kerajaan dia akan langsung dihancurkan, kemudian chip AF itu akan diteliti.” TR-37 maju dengan enggan, Miriam berbisik sedikit “Raxion, jika mau kita bisa lari sekarang.” Raxion melirik ke Miriam sedikit lalu berkata “Maaf, aku tidak ingin lari. Lagipula aku ingin mempercayai pelatihku.” Sepertinya TR-37 bisa mendengar percakapan kecil mereka, lalu dia berhenti. Melihat itu AS-00 kembali memberi perintah “Jangan bengong saja, cepat bawa Sample Epsilon.” TR-37 mengepalkan tangan kanannya erat-erat sambil memandang ke tanah, lalu dia menjawab dengan suara kecil “Tidak.” AS-00 bertanya balik padanya “Apa kau bilang?” TR-37 membalikkan badannya, kali ini menjawab dengan tegas “Aku bilang tidak!!! Aku sudah cukup muak denganmu dari dulu tahu!!” Dia lalu mencabut senjatanya Tower Axe dan menoleh sedikit ke belakang berkata “Aku melatihmu selama ini bukan karena aku menganggap kamu Sample Epsilon, tapi kamu betul-betul kuanggap anak didikku sendiri. Sekarang larilah, aku akan mencoba menahan mereka. Lari dan carilah kebebasanmu sendiri RX-75, bukan Raxion. Terima kasih masih mau mempercayaiku.” Kemudian dia kembali memandang AS-00.

AS-00 yang nampak marah berkata dengan nada mengancam “Kau mau mengkhianatiku?? Apa kamu pikir kamu bisa??” TR-37 mengangkat Tower Axenya dalam posisi siap menjawab “Biarpun aku anak didikmu, tapi aku bukan bonekamu. Aku sudah lelah dengan kamu yang selalu menganggap aku tidak lebih hanya sebuah alat.” Mendengar itu akhirnya AS-00 mencabut Strong Intense Hora Sword-nya, para Wakil Archon juga langsung mencabut senjata mereka, lalu mereka melangkah maju sedikit. AS-00 berkata dengan nada marah “Akan kubuat kau menyesal karena menentangku.”

TR-37 sudah bersiap untuk menyerang, tiba-tiba saja dia mendengar teriakan dari belakangnya “PELATIH, MENYINGKIR!!!” ketika dilihatnya kebelakang, rupanya Raxion sudah mengeluarkan Bazookanya, bahkan sudah memasang Siege Kit. Nampaknya dia akan melakukan Charge Shot yang waktu itu, hanya saja kali ini energi yang terkumpul nampak lebih besar. TR-37 langsung melompat kesamping kanan, seketika itu juga Raxion melepaskan tembakannya. Tembakan kali ini lebih besar dan lebih kuat dari sebelumnya, untungnya karena sudah memasang Siege Kit, dia bisa menahan dorongan dari tembakan itu. Melihat serangan datang AS-00 dan para Wakil Archon melompat tinggi, akibatnya tembakan itu meleset dan mengenai pesawat transport Accretia yang ada di belakang mereka dan menimbulkan ledakan hebat.


AS-00 mendarat tidak jauh dari posisi sebelumnya, QG-92 mendarat agak jauh di kiri, kemudian dia mengeluarkan Hora Knife dan berlari ke arah AS-00 sambil berteriak kecil “Tuan AS-00!!!” Tapi didepannya muncul pedang, sehingga mau tak mau dia mengangkat pedangnya untuk menahannya. Rupanya itu adalah pedang Paimon, ketika dia melihat ke kirinya nampak Vinze dengan Sickle Staff di tangan kanannya. Sambil tersenyum dia berkata “Lawanmu adalah aku ‘Tuan’ Wakil Archon!!” QG-92 mengayunkan pedangnya membuat Paimon mundur sedikit, lalu dia memperbaiki kuda-kudanya dan berkata “Punya nyali juga kau Cora.” LK-67 mendarat dengan tanpa suara tidak jauh dari AS-00, seolah-olah badannya itu ringan, tapi begitu dia mendarat nampak Miriam sudah dibelakangnya sambil mengenggam Beam Harpe dengan tangan kanan, rupanya dia hendak mengeluarkan jurus Fatal Step. Langsung saja dia mengayunkan pisau kecil itu, sayangnya LK-67 bisa menghindarinya dan hanya melukai tangan kanannya. Terkejut oleh serangannya gagal, Miriam melompat mundur. Setelah menjauh sedikit untuk jaga jarak Miriam berkata “Tidak akan kubiarkan kamu membantu Archon itu menghadapi Raxion. Meski saya agak ceroboh, tapi akan saya hentikan kamu.” LK-67 menatap luka ditangan kanannya sebentar, lalu dia menatap Miriam berkata “Ini pertama kalinya ada yang berhasil melukaiku. Baiklah gadis kecil akan kuladeni kamu.” Sedangkan OP-52 karena terlalu kuat melompat, dia jadi mundur terlalu jauh dari AS-00. Lalu diapun mengeluarkan 2 buah Missile Launchernya, setelah mengunci targetnya, Raxion, sambil menekan pelatuknya dia berkata “Sampah brengsek sepertimu tidak pantas memegang Launcher. Matilah kau !!!” Peluru meluncur dari Missile Launcher itu, tapi belum terbang begitu jauh tiba-tiba saja sudah terpotong. Yang memotongnya adalah TR-37 dengan Tower Axenya, peluru yang terpotong itu meledak dibelakangnya. Karena terkejut, OP-52 berseru “Kau…!!” TR-37 mengangkat senjatanya dengan dua tangan lalu berkata “Biar aku yang melayanimu Tuan OP-52.” OP-52 tertawa kecil “Khu khu khu… Baiklah kita lihat bisa apa kau!!!” Lalu diapun mengeluarkan Siege Kitnya di kedua Launcher itu.

AS-00 dengan santainya berkata “Jadi kau memutuskan untuk melawanku hah Sample Epsilon? Meski kau tahu kemungkinan menang sudah tidak ada?” Raxion membalasnya sambil menyiapkan tembakan kedua “Meski lari itu tidak akan menyelesaikan apa-apa. Aku akan melawanmu dengan segenap kekuatanku.” “Kalau itu maumu.” sehabis berkata begitu, AS-00 menyibak jubah Archonnya, nampak Jet Pack di punggungnya. Dia berkata dengan memerintah “Aktifkan!!” Sekejap kemudian sayap-sayap kecil di samping kiri dan kanan mulai bergerak dan naik keatas, penutup bagian tengah Jet Pack terbuka dan banyak boster-boster kecil mulai aktif. Tubuh AS-00 terangkat, dia lalu menggenggam erat pedangnya di tangan kanan, setelah dirasa mantap dia terbang maju dengan bahu kanan mencondong kedepan. Melihat AS-00 yang maju dengan kecepatan tinggi dan merasa sudah tidak sempat menyimpan Siege Kitnya, Raxion menekan sebuah tombol kecil bertuliskan ‘Release’ di samping Bazookanya. Begitu ditekan Siege Kit langsung terbuka depannya dan membuat Raxion bisa mengeluarkan Bazookanya. Bersamaan saat itu AS-00 sudah disamping Siege Kit dan mengayunkan pedangnya dari kiri bawah ke atas kanan sambil membuat posisi depan tubuhnya menghadap Siege Kit.

Langsung saja Siege Kit itu terbelah 2, untungnya Raxion masih sempat melompat ke kiri sambil menyelamatkan Bazookanya. Setelah agak jauh AS-00 berhenti dan membalikkan badannya, melihat Raxion yang berhasil menyelamatkan Bazookanya dia berkata dengan nada mengejek “Senjatamu lebih penting daripada nyawamu rupanya.” Setelah meletakkan Bazookanya, sembari membalas ucapan AS-00 Raxion mencabut Spadonanya “Untuk melawan unit seperti anda, ujung pedang yang patah pun masih dibutuhkan.” Raxion mengambil kuda-kuda, lalu dia berlari ke AS-00 sambil memposisikan tangan kananya ke belakang melewati mukanya. Melihat kuda-kuda itu AS-00 menduga dia akan mengeluarkan jurus Tornado, jadi dia sudah bersiap-siap untuk bertahan. Ketika sudah dirasa dekat, Raxion melambatkan kecepatannya sedikit lalu melompat sambil memiringkan tubuhnya, setelah itu barulah dia mengayunkan pedangnya sekuat tenaga sambil berputar. AS-00 sedikit terkejut karena jurus Tornado yang dikeluarkan buka lurus seperti biasa, melainkan agak miring, jadi dia menghindar kedepan. Serangan itu memang hampir tidak mengenainya, tapi jubahnya terpotong dan tutup Jet Packnya terbelah serta bagian tengahnya tergores. Meski tidak terlalu dalam, tapi itu sudah cukup merusak Jet Packnya. Raxion mendarat dan berusaha menyeimbangkan tubuhnya dengan tangan kiri, sedangkan AS-00 yang kehilangan kekuatan Jet Pack juga berusaha untuk menyeimbangkan dirinya. Dia kemudian menatap Raxion berkata “Seingatku TR-37 yang melatihmu bukan? Aku tak menyangka kalau gaya bertarungmu berbeda dengannya.” Raxion sekali lagi memperbaiki kuda-kudanya berkata “Pelatih sering bilang padaku ‘Memang aku mengajari teknik pedang dan gerakan-gerakan tertentu, tapi ingat gaya bertarungmu itu milikmu sendiri, jadi ciptakanlah gaya bertarungmu sendiri.’” AS-00 membalasnya dengan nada senang “Ini akan menyenangkan.”


QG-92 dan Vinze masih belum saling menyerang, mereka masih saling berusaha mencoba menganalisa musuhnya. Ketika QG-92 menggeserkan kaki kirinya sedikit, tiba-tiba saja Vinze berteriak “Pateus, sekarang!!” Paimon maju dan mengayunkan pedangnya, dia mengincar bagian kiri QG-92 yang kosong. Tapi nampaknya QG-92 bisa mengantisipasi serangan itu, sekali lagi dia menahan pedang Paimon. Sambil menahan pedang Paimon, QG-92 berkata “Akan kutunjukkan apa arti ‘Unbreakable’ sebenarnya padamu.” Dia lalu mementalkan pedang Paimon, tapi belum sempat Paimon bisa apa-apa, QG-92 langsung melancarkan jurus-jurusnya “Shining Cut!! Thrust!! Death Hack!! Power Cleave!! Tornado!! Hysteria!! HAH!!” Setiap kali menyebut nama jurus, melancarkan jurus itu sambil maju, langsung disambung dengan jurus lain yang hampir tidak ada celah untuk membalasnya. Paimon hanya bisa berusaha menahan semua serangan itu sambil mundur teratur. Jurus terakhir Hysteria yang merupakan jurus menghantam energi ke tanah membuat debu berterbangan. Terkena jurus itu, Paimon terpental sedikit. QG-92 mengangkat pedangnya lagi bertanya “Bagaimana?”

Vinze membalasnya dengan menancapkan tongkatnya ke tanah berkata “Kalau begitu giliranku, Tectonic Might!!!” Tanah dibawah QG-92 tiba-tiba bergetar dan muncul tombak-tombak tanah. Sebelum tombak-tombak itu muncul sepenuhnya, QG-92 sudah melompat ke atas. Mengambil kesempatan ini Vinze mengayunkan tongkatnya lagi sambil mengeluarkan jurus “Blazing Lance!! Wave Rage!! Blast Shot!!” 3 serangan Force itu langsung meluncur ke QG-92, namun sebelum mengenainya QG-92 mengeluarkan Platinum Protector dan melindunginya dari 3 serangan Force itu. Setelah dia merasa aman, dia menyingkirkan perisainya. Barulah dia sadar, 3 serangan Force itu bukanlah tujuan utama Vinze. Vinze bermaksud memakai kesempatan selama QG-92 masih diudara untuk mengeluarkan mantra lain, jadi dia perlu jurus untuk menutupi mata QG-92. Sambil mengangkat tongkatnya miring dengan ujungnya diatas kiri dan tangan kirinya diletakkan dekat ujung tongkatnya dia bergumam “Aku memanggilmu wahai kalian yang dipenuhi oleh kekuatan Force yang berlimpah. KELUARLAH ANIMUS HECATE, ISIS!!” Hecate dan Isis langsung muncul disampingnya, Vinze mengacungkan tongkatnya ke QG-92 memerintah “Serang dia Heidi, Imina !!” Hecate dan Isis langsung terbang meluncur, sekejap mata saja mereka sudah di belakang dan atas QG-92, lalu mereka mengeluarkan kekuatan Force dan kali ini kena telak.

Mengira sudah selesai, Vinze bernafas lega. Tapi tiba-tiba saja muncul bayangan dari depannya dan menyabetnya. Nampaknya meski sudah mengenai serangan Hecate dan Isis, luka yang diderita QG-92 tidak terlalu parah karena dia masih sempat memakai perisainya, sebaliknya dia berhasil melukai dada Vinze. Setelah mendarat sambil berbalik dia berkata “Kau terlalu ceroboh.” Tanpa menghiraukannya Vinze memegang tongkatnya dengan kedua tangannya dan mengarahkannya ke bawah, sekali lagi dia menggumamkan mantra “Aku memanggilmu wahai engkau yang memiliki Force untuk menyembuhkan. KELUARLAH ANIMUS INANNA!!” Inanna muncul disampingnya, sambil menahan sakit Vinze berkata “Tolong yah Ilia…” Inanna mengangguk lalu menyembuhkan luka Vinze. Setelah sembuh, Vinze berbalik berkata “Mari kita lanjutkan.” QG-92 sedikit tercengang berkata “Mampu mengeluarkan dan mengendalikan 4 Animus sekaligus… Nampaknya kau memang tidak boleh diremehkan.” Lalu diapun kembali memasang kuda-kuda.

OP-52 tidak mengampuni TR-37, dia memberondonginya dengan tembakan habis-habisan yang membuat TR-37 hanya bisa menghindar ke kiri dan ke kanan. “KENAPA?? KENAPA?? KENAPA?? BUKANKAH KAU TADI BILANG MAU MELAYANIKU??” teriak OP-52 sambil menembak gila-gilaan. Memang, sekilas TR-37 hanya menghindar ke kiri dan ke kanan, tapi sebenarnya sambil menghindar dia berusaha mempersempit jarak antaranya dengan OP-52. OP-52 sama sekali tidak menyadari hal itu dan terus menembakinya. Ketika di kira TR-37 sudah terdesak langsung dia mengeluarkan jurus Compund Siege dengan kedua Launchernya itu. Melihat serangan yang datang dari depan, kontan saja TR-37 sedikit terkejut. Tapi dia masih bisa melompat keatas dan maju kedepan.

TR-37 mendarat tepat didepan OP-52 yang membuatnya tidak sempat untuk mengatur Siege Kitnya. Melihat ada kesempatan, TR-37 mengayunkan Tower Axenya dan memotong moncong kedua Missile Launcher itu. Melihat kedua Launchernya rusak, mau tak mau OP-52 melompat mundur. TR-37 bermaksud mengejarnya berseru “Jangan Lari!!” Tapi belum terlalu jauh mengejar tiba-tiba saja datang 1 peluru dari depan. Karena tidak sempat membelahnya, TR-37 hanya bisa menahannya dengan Tower Axe. Untungnya permukaan Tower Axe yang lebar itu bisa dipakai untuk menahan peluru tadi. Setelah menahannya, TR-37 melihat dari mana asal tembakan itu, barulah dia terkejut karena OP-52 masih memiliki 1 Launcher lagi. Melihat OP-52 memegang sebuah Launcher yang berbeda dari biasanya, Launcher itu berwarna biru dan juga sedikit lebih bundar depannya, TR-37 berkata dengan nada terkejut “Relic Launcher, Cerberus…” OP-52 membalasnya berkata “Benar, kalau kamu kira aku hanya 2 Launcher, maka kamu salah besar.” Kali ini dia mengeluarkan Launcher lain, Launcher itu berwarna putih dengan moncongnya yang lebih panjang dari biasanya “Sudah lama aku tidak memakai ini, Epochal Launcher.” Ujar OP-52 bersemangat, “Dan” dia melanjutkan dengan memasang Siege Kit di kedua Launcher itu. Siege kit itu berwarna dominan merah, bukan seperti Siege Kit pada umumnya yang berwarna dominan putih. OP-52 menjelaskan dengan nada keras “Inilah Epochal Siege Kit, Attack dan Defense.” TR-37 bersiap-siap untuk menyerang lagi berkata “Nampaknya aku ini lepas dari kandang harimau, masuk mulut buaya.”

LK-67 dan Miriam sama-sama menghilang dan sama-sama saling melempar pisau mereka. Gerakan merek begitu cepat, sehingga meski tidak memakai skill Shadow Walker ataupun Cloaking Device, mereka betul-betul seperti menghilang. Selain melempar pisau mereka juga sama-sama memasang jebakan, dan sama-sama menghindarinya. Pertarungan ini nampak seimbang, tapi sebenarnya Miriamlah yang dirugikan. Selain karena staminanya yang kurang, jumlah jebakannya juga sudah tidak terlalu cukup. Jadi mau tak mau dia berusaha memikirkan taktik lain. Miriam berlari ke dalam hutan sedikit, lalu dia memasang jebakan lagi. Setelah itu sekali lagi dia memakai jurus Shadow Walker dan mendekati LK-67 dari belakang sekali lagi. LK-67 yang sudah mengetahui serangan yang datang dari belakang itu melompat untuk menjauhinya. Tapi dia tidak tahu kalau itu memang taktik Miriam untuk membawanya ke jebakan yang dipasang Miriam sebelumnya.

Begitu LK-67 menginjak tempat itu jebakannya aktif dan menimbulkan ledakan, tapi tidaklah terlalu besar. Meski begitu asap menghalangi pandangannya. Sambil berusaha menfokus LK-67 berkata “Jebakan yang sama tidak akan berguna.” Tapi dia terkejut begitu tahu kalau Miriam hilang, dia menoleh kiri kanan untuk mencarinya. Tiba-tiba terdengar seruan dari atas “Disini!!” Ketika menoleh ke atas, dia melihat Miriam yang sudah menarik Beam Siege Bow kuat-kuat dan mengarahkannya ke LK-67. Rupanya jebakan tadi untuk menghalangi pandangan LK-67, mengambil kesempatan itu Miriam melompat ke pohon disampingnya dan melompat ke depan untuk mendapat posisi yang pas diatas kepala LK-67. Langsung saja dia meneriakkan nama jurusnya “Fast Shot!! Multi Shot!! Destructive Shot!!” Sambil meneriakan namanya dia juga mengeluarkan jurus itu. Semua tembakan diarahkan LK-67 rupanya meleset, LK-67 berkata remeh “Hanya segitu kemampuanmu??” Rupanya semua serangan yang meleset itu memicu jebakan lain yang ditanam Miriam disekelilingnya, Miriam sudah bisa menduga kalau ada kemungkinan serangannya meleset, jadi dia sengaja mengeluarkan serangan di tempat jebakan. Kontan saja jebakan yang banyak itu meledak sekaligus dan sepertinya LK-67 tidak sempat menghindarinya.

Miriam mendarat dengan mulus, sambil tetap memunggungi LK-67 dia berkata “Aku tahu kalau 1 jebakan tidak mempan melawanmu, makanya aku memasang jebakan 2 tingkat.” Tapi tiba-tiba saja dari kepulan asap sebilah Throwing Hora Knife melesat kearah Miriam. Miriam langsung menjatuhkan badannya ke kanan, akibatnya pisau itu menyerempet lengan kirinya. Setelah asap menipis, nampak LK-67 menderita luka meski tidak terlalu parah. Sambil mencabut pistolnya dia berkata “Inilah pertama kalinya ada yang berhasil mendesak aku mengeluarkan Hora Vulcan kesayanganku. Kau harus bangga gadis kecil.” Miriam membalikkan badannya sambil memasang panah di busurnya itu, diapun memasang kuda-kuda menyerang.

Royal Guards yang tadi menyusul mereka akhirnya sampai di ‘gerbang’ melihat mereka yang bertarung Lamborta berseru “Ayo kita bantu mereka!!” Royal Guards lain mengangguk setuju, tapi belum mereka maju membantu terdengar suara dari belakang mereka “Jangan dibantu Royal Guards.” rupanya itu suara Eris. Dia, Ashlan, dan Rugardo juga muncul di ‘gerbang’. Begitu mendengar suara Eris, mereka langsung memberi hormat. Setelah itu Ingrid memberanikan diri bertanya “Master Eris, kenapa anda melarang kami untuk membantu?” Rugardo menjawab “Ini adalah pertarungan Raxion dalam mencari ‘jawaban’nya, jadi siapapun tidak boleh mengganggu.” Agi berusaha membela “Tapi lawannya adalah Archon, itu bukan lawan yang biasa.” Ashlan menjawab “Bahkan tikus yang paling lemahpun bisa berbahaya jika sedang marah. Aku yakin Raxion tidak mungkin bisa semudah itu kalah.” Maya juga berusaha menyangkal “Tapi Master Ashlan…” Ashlan mengangkat tangannya sebagai tanda untuk meminta Maya tenang sambil berkata “Kita lihat situasinya dulu, setelah itu barulah kita bantu.” Para Royal Guards saling memandang, kemudian berbalik untuk menyaksikan pertarungan mereka.

Pedang Raxion dan pedang AS-00 saling beradu sedari tadi. Sepintas Raxion mampu mengimbanginya, tapi sebenarnya dia lah yang terdesak. Permainan pedang AS-00 bagai sebuah tarian, sehingga membuat Raxion kesulitan untuk menebak alur serangannya yang berikutnya. Meski mengeluarkan jurus, AS-00 bisa menghindarinya dengan mudah dan langsung membalasnya. Meski sebagian jurus AS-00 bisa ditahan, tapi Raxion tetap saja kewalahan untuk menahan serangan berikutnya. Akhirnya pedang AS-00 mementalkan Raxion, dia jatuh terduduk bersandar dibatu besar, belum sempat dia berdiri pedang AS-00 sudah didepannya dan menusuk bahu kirinya, kontan dia berteriak dengan keras sambil menahan sakit “GGGGAAAAAA!!!!!!!!” AS-00 nampak menikmatinya dengan menancapkan pedangnya lebih dalam sambil berkata “Huh ujung-ujungnya Sample tetap Sample. Kau memang terlalu lemah.”

Tapi Raxion tetap menatap AS-00, lalu langsung saja dia mengarahkan Bazookanya ke dada AS-00. Rupanya batu besar tempat dia bersandar itu tempat tadi dia meletakkan Bazookanya, dan karena ditahan batu besar Raxion tidak perlu menahan dorongan Launcher itu. Sambil menekan pelatuknya dia berkata “Andalah yang terlalu sombong dan takabur tuan AS-00.” AS-00 yang agak telat menyadari Bazooka itu berusaha menarik pedangnya, tapi tangan kanannya dipegang Raxion dengan erat membuat AS-00 tidak bisa lari. Setelah dirasa cukup, Raxion melepaskan tangannya dari pelatuk, dan kontan saja tembakan energi besar meledak didepannya. Mendengar bunyi tembakan yang besar seperti itu, semuanya langsung melihat ke asal suara. Melihat Raxion yang mengeluarkan tembakan seperti itu, baik Vinze, Miriam maupun TR-37 meninggalkan lawan masing-masing berlari ke Raxion sambil berteriak “RAXION!!!” Karena ditinggalkan lawan, para Wakil Archon jadi bisa melihat apa yang terjadi. Terkejut melihat AS-00 diserang seperti itu, mereka juga langsung berlari ke tempat itu.

Setelah ledakan energi itu agak reda, barulah mereka nampak Raxion dan AS-00. AS-00 berhasil menghindar dan melompat mundur jauh dari tempat Raxion. Meski dibilang berhasil menghindar, sebenarnya tembakan itu menghancurkan seluruh lengan kirinya bahkan sampai ke bahu. Tangan kanannya juga putus, rupanya supaya bisa menghindar ke belakang, AS-00 menarik tanganya dengan kuat sampai putus, terlihat potongan tangan kanannya yang masih memegang pedangnya masih tertancap di bahu kiri Raxion. Setelah melihat AS-00 mundur, Raxion mencabut pedang dari bahunya. Bisa dilihat pedang itu menancap tembus hingga ke batu dibelakangnya.

Miriam dan yang lainnya langsung sampai disamping Raxion untuk melihat keadaannya, sedangkan para Wakil Archon juga sampai disamping AS-00 dan berusaha untuk menopangnya. AS-00 menatap Raxion dengan penuh kebencian berkata “Tidak mungkin!! Tidak mungkin Sample murahan sepertimu bisa mengalahkan bibit unggul seperti aku. Semua perasaan yang kau rasakan itu adalah buatan, tidak mungkin itu menjadikanmu kuat.” Vinze yang tadinya berjongkok untuk melihat keadaan Raxion menatap AS-00 berkata “Kalau tidak salah ingat, kalian Accretia itu sebenarnya masih tersisa otak bukan?” AS-00 bertanya dengan geram “Lalu kenapa??”

Vinze menjawab dengan tenang “Aku pernah membaca di suatu buku. Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 bagian, tubuh, jiwa dan arwah. Tubuh itu untuk menampung jiwa dan arwah, arwah yang menggerakan tubuh, dan jiwalah yang membentuk sifat dan perasaan seseorang. Jika tubuh mati, biasanya arwah dan jiwa akan melayang keluar meninggalkan tubuh itu. Tapi untuk kasus kalian, meski tubuh kalian sudah mati kalian masih ada otak bukan? Jadi meski arwah sudah meninggalkan kalian aku yakin jiwa belum meninggalkan kalian. Dan jiwa itulah yang bisa disebut sebagai hati. Jadi perasaan yang dimiliki Raxion bukanlah buatan, melainkan asli dari jiwa miliknya.” AS-00 menimpalinya dengan nada mengejek “Huh Cora seperti kau merasa bisa menceramahi kami. Apa kau betul-betul menganggap teori itu benar?”

Raxion yang tadinya terduduk berusaha berdiri dibantu TR-37 dan Miriam menjawab “Aku percaya apa kata Vinze. Aku yakin perasaan ini adalah milikku, bukan karena chip yang dipasang ini.” Kali ini AS-00 nampak betul-betul marah memberi perintah “Tadinya aku mau memberi kau waktu untuk menikmati hidupmu sebentar, tapi nampaknya sekarang kau sudah kehilangan kesempatan itu. Bunuh mereka semua Wakil Archon, sekarang aku sudah tidak peduli lagi dia mau jadi rongsokan atau apa.” Para Wakil Archon nampak menyiapkan senjata mereka dan bermaksud menyerang, tapi belum sempat mereka menyerang terdengar suara “Sebaiknya kalian jangan seenaknya” Mereka menoleh ke asal suara itu, nampak bayangan-bayangan berkelabat, 3 bayangan yang berdiri diantara mereka adalah para Master, sedangkan sisanya adalah Royal Guards yang berdiri disamping Raxion cs. Ashlan memberi perintah “Royal Guards bawa mereka kedalam dan segera obati mereka. Disini serahkan pada kami.” Lamborta sepertinya enggan berkata “Tapi Master Ashlan…”

Belum sempat dia selesai, tiba-tiba tanah bergetar dengan hebat, setelah itu disambung dengan raungan. Raungan ini mirip yang dikeluarkan Holy Stone Keeper, tapi suaranya lebih berat, kasar dan panjang. Wajah Vinze langsung pucat berkata “Tidak mungkin, apa Ozma sudah bangkit??” Kali ini Rugardo yang memberi perintah dengan nada keras “ROYAL GUARDS CEPAT BAWA MEREKA MASUK!!” Mendengar suara perintah yang tiba-tiba, tanpa basa-basi Royal Guards langsung membawa mereka menuju ‘gerbang.’ Melihat itu AS-00 menjadi kalap memerintah “Kejar!!! Jangan biarkan mereka kabur!!” Tapi belum sempat para Wakil Archon maju, mereka sudah tidak bisa bergerak. Rupanya masing-masing terkena jurus Magnetic Web, Stone Curse, dan Constrict.

Yang mengeluarkan jurus-jurus itu adalah para Master, dibalik jubah mereka tersembunyi senjata masing-masing yang unik. Ashlan memegang pedang, Rugardo memegang tongkat, sedangkan Eris memegang busur. Tapi senjata-senjata itu bukanlah Relic Weapon seperti milik para Royal Guards, bentuknya juga berbeda. Melihat senjata itu AS-00 terkejut berkata dengan suara bergetar “Majestic Weapon… tidak mungkin kalian bisa memiliki senjata seperti itu.” Eris menjawab dengan suara lembut “Ini senjata yang kami miliki ketika masih menjadi Archon, karena agak sayang untuk dibuang, jadi kami membawanya.”

Setelah menyimpan senjatanya, Ashlan berkata “Sekarang ini tidak ada yang bisa kalian lakukan. Kalian sudah terluka dan mengejar sampai kedalampun bukanlah tindakan yang bijaksana. Lebih baik kalian hubungi koloni dan memanggil pesawat untuk mundur. Koloni lebih membutuhkan kalian daripada pengejaran 1 Sample tak berguna ini.” AS-00 berteriak marah “APA KALIAN MAU MENGASIHANIKU??!! TIDAK ADA YANG PERLU DIKASIHANI, BUNUH SAJA AKU SEKARANG!!!” Rugardo menatap mereka menjawab “Bisa saja kami membunuh kalian sekarang, tapi bukan kebiasaan kami membunuh lawan yang tidak berdaya.” Kemudian dia menatap langit berkata “Lagipula kami sudah lelah dengan segala jenis pembantaian ini. Karena itulah kami kabur kesini.” Dia kembali menatap mereka berkata “Turutilah kata-kata Ashlan, benar katanya koloni lebih membutuhkan kalian. Makhluk yang mengerikan sudah bangkit dan sekarang ini sebaiknya kalian melupakan segala perbedaan yang ada.” Sehabis berkata begitu dia dan 2 Master lain langsung mundur dengan cepat.

Setelah waktu jurus habis dan mereka bisa bergerak, QG-92 bertanya pada AS-00 “Apa yang akan kita lakukan Tuan Archon??” Nampaknya AS-00 sudah tenang, dia lalu menjawab “Hubungi koloni dan minta pesawat transport. Jangan menceritakan apa-apa, nanti sesampainya di koloni aku yang akan menceritakan semuanya pada Yang Mulia dan Race Manager.” “Siap!!” jawab QG-92 dengan semangat. Ketika dia bermaksud berbalik untuk melakukan komunikasi, AS-00 menambahkan “Sekalian… minta siapkan medic untuk mengobati kalian.” QG-92 menatap AS-00 sebentar, lalu menjawab “Siap Tuan Archon.”

Selang beberapa jam kemudian, datang pesawat transport. Merekapun masuk ke pesawat itu, sebelumnya LK-67 sudah memungut tangan AS-00 dan membawanya sekaligus. Setelah semua siap pesawat itu terbang meninggalkan tempat itu dan mereka semua hanya bisa hening selama perjalanan.

Artikel Terkait



0 comments:

Post a Comment