Thursday, August 12, 2010

7. Truth

Penduduk Arcadia memang banyak, dan hampir semua yang melarikan diri kesini dengan alasan lelah bertempur. Meski begitu ada juga yang memiliki alasan lain. Misalnya Zothic, yang dulunya bernama ZH-33 dan Zenn, yang dulunya bernama ZN-04. Mereka berdua adalah sahabat karib dan cukup terkenal. Hingga suatu hari, dalam perang mereka melihat 2 orang Cora yang tidak berdaya, tapi meski begitu Accretia yang lain tidak memberi ampun pada kedua Cora itu bahkan sepertinya meniktmati pembantaian kedua Cora itu. Bagi mereka melayani Kerajaan adalah sesuatu yang terhormat, tapi mereka melihat unit Accretia yang gila seperti itu akhirnya jadi muak dan meniggalkan koloni. Merekapun tidak sengaja menemukan tempat ini dan akhirnya menetap disini.

Stars, seorang Grazier Cora perempuan dan Ichi, seorang Berserker Bellato laki-laki sering bertemu di Tambang Crag, awal pertemuan mereka adalah pada saat perang, namun entah kenapa pada pandangan pertama sepertinya sudah saling menyukai. Karena bahasa adalah halangan utama, awalnya mereka memakai bahasa isyarat, lalu mulai belajar bahasa mereka masing-masing dan akhirnya merekapun bisa lancar dalam berbicara. Karena tahu tidak mungkin untuk hidup bersama dalam kondisi seperti ini, akhirnya mereka sepakat untuk meninggalkan koloni masing-masing dan mencari tempat untuk bisa hidup bersama dan bahagia. Sekarang mereka sudah punya 2 anak.


Qirin, yang dulunya bernama QR-50 berkelahi 1 lawan 1 dengan seorang pria Bellato. Dia dan Bellato itu sering bertemu dan berkelahi untuk melihat siapa yang terkuat. Hingga suatu hari dia bisa mengalahkan Bellato itu, dan membunuhnya. Namun sebelum mati dia meminta QR-50 untuk merawat anaknya Rihou supaya menjadi kuat. QR-50 yang sama sekali tidak mendendam Bellato tersebut memenuhi permintaannya, dan demi membuat Rihou menjadi kuat diapun membawa Rihou dan keluar dari koloni dan melakukan perjalanan serta membuang namanya. Perjalanan mereka berakhir dengan menetap di Arcadia, karena menurut Qirin disini banyak orang kuat dan inilah kesempatan bagi dia untuk melatih Rihou menjadi lebih kuat.

Feena yang perempuan dan Schlafe yang laki-laki adalah kakak beradik Bellato, sewaktu kecil mereka pernah diculik diam-diam oleh beberapa unit Accretia Scientist untuk diteliti. Saat itu sebenarnya El Lupin, yang waktu itu masih bernama EL-17 menentang keras operasi hidup-hidup kedua kakak beradik itu. Tentu saja unit lain tidak mengubrisnya. Marah karena merasa unit-unit Accretia tersebut sudah melanggar kode etik Scientist, diapun membantai mereka semua dan membawa kedua kakak beradik itu pergi dan hidup bersama mereka hingga sekarang.

Para Royal Guards pun sebenarnya memiliki masalah sendiri. Chromehound, yang bisa dianggap ketua Royal Guards, dulunya adalah Komandan Batalion 10 dengan nama CH-65, dan wakilnya adalah Aileron, dulunya bernama AE-35 yang dianggap sebagai Ranger Striker terkuat. Katanya jika mereka berdua sudah turun ke kancah perang, mereka menjadi hampir tidak terkalahkan. Karena posisi dan cerita seperti itu banyak anak buahnya yang iri pada mereka berdua, akhirnya mereka menyusun rencana untuk menjebak dan membunuh mereka berdua. Akhirnya merekapun dipancing ke Tambang Crag dan hampir saja dibunuh oleh bawahannya. Karena kalap akhirnya Chromehound dan Aileron membunuh semua bawahannya, setelah itu diapun meninggalkan koloni dengan Aileron dan melakukan perjalanan sampai akhirnya tiba di Arcadia.

Rayfier dulu bernama RF-43 adalah mantan bodyguard salah seorang Wakil Archon. Dia sangat senang dengan pekerjaannya itu karena dia sangat mengagumi Wakil Archon itu. Hingga suatu hari dia dan Wakil Archon terjebak oleh 20 unit MAU Bellato, meski ada Accretia yang lihat namun sama sekali tidak menolong mereka. Karena berniat menyelamatkan RF-43 yang dianggap masih muda dan kurang pengalaman, Wakil Archon itu mengorbankan dirinya dan mati. Melihat Wakil Archon yang dihormatinya itu dibunuh didepan matanya, RF-43 marah dan dalam sekejap menghancurkan semua MAU Bellato itu. Karena menganggap dirinya gagal diapun bertualang sendiri. Ketika tiba di Arcadia, diapun bertemu dengan para Master dan dalam lubuk hatinya dia ingin melindungi mereka, sehingga diapun terpilih menjadi Royal Guards.

Lamborta awalnya adalah Caster Dark Priest, baginya melayani kuil Decem adalah kehormatan. Dulunya dia punya kekasih yang bertubuh lemah, dia terserang suatu penyakit misterius. Ketika kekasihnya meninggal, Lamborta bersumpah untuk meneliti penyakit tersebut tanpa mempedulikan yang lain. Sebenarnya wanita yang dicintai itu punya seorang adik perempuan, sang adik juga sebenarnya menyukai Lamborta tapi merelakannya demi sang kakak. Tetapi ketika kakaknya meninggal, dia berusaha untuk menjaga Lamborta sebagai penggantinya sesuai wasiat sang kakak. Tapi Lamborta yang demi mencari obat tidak terlalu mempedulikan adik tersebut. Hingga suatu hari dia bermaksud melakukan eksperimen dan membutuhkan seorang Cora yang terserang penyakit yang sama, Petinggi Cora pun memberikan seorang pasien yang mukanya ditutup padanya. Lamborta yang terlalu tenggelam dalam penelitian itu mulai mencoba vaksin ciptaannya, namun diluar dugaan vaksin itu rupanya malah membuat pasien itu sekarat, ketika bermaksud menolong pasien itu dan membuka penutup mukanya, terkejutlah dia ketika mengetahui pasien itu adalah sang adik dari wanita yang dicintainya. Rupanya karena saudara, diapun mulai terinfeksi penyakit itu. Menjelang kematiannya sang adik berkata kalau diapun mencintai Lamborta dan akhirnya mati di pelukannya. Hari itu juga Lamborta berteriak keras dan memaki Petinggi Cora itu bahkan menghujat Decem. Kemudian diapun meninggalkan jalan Force dan menjadi Warrior, serta meninggalkan koloni dengan maksud mencari ketenangan, yang akhirnya membawanya ke Arcadia.

Ingrid dulu pernah terluka sampai tidak bisa bergerak, namun dia dirawat oleh Accretia yang benar-benar memperhatikannya. Selama merawatnya dia menyembunyikan Ingrid di suatu tempat di Tambang Crag. Selama itulah Ingrid pun merubah penilaiannya terhadap Accretia. Hingga suatu hari ketika sudah cukup sehat, dia menunggu Accretia itu untuk mengucapkan terima kasih. Tapi rupanya takdir berkata lain, Accretia itu ditangkap oleh beberapa Cora dan dibawa ke koloni. Ingrid berusaha meyakinkan ke Petinggi kalau Accretia itu sama sekali tidak jahat, tapi para Petinggi sama sekali tidak mau mendengarnya, bahkan mengatakan kalau Ingrid sudah dicuci otaknya oleh Accretia itu. Ingrid berusaha untuk menolong Accretia itu karena bermaksud membalas budi, tapi akhirnya diapun tidak bisa apa-apa ketika Accretia itu dipenggal didepan matanya. Kemudian tubuhnya dibuang begitu saja di Tambang Crag. Ingrid dengan marah keluar dari koloni dan menganggap kalau para Petinggi itu sudah pikun. Satu-satunya benda kenangan baginya adalah sebuah gelang tangan pemberian Accretia itu yang dipakainya hingga sekarang.

Agi dan Maya adalah teman sepermainan, kedua orang tua mereka sudah meninggal karena perang. Karena sejak kecil sudah akrab, akhirnya mereka dititipkan ke keluarga dekat Agi. Namun perlakuan paman dan bibi Agi terhadap mereka sama sekali tidak bisa dibilang bagus, tiada hari mereka lewati tanpa siksaan, bahkan mereka terkadang tidak diberi makan sekalipun. Ketika menginjak dewasa dan sudah bisa hidup sendiri, mereka senang bisa terpisah dari keluarga tersebut. Tapi rupanya itu tidaklah berakhir, karena paman dan bibinya masih saja suka mendatangi mereka dan meminta uang dengan alasan sudah merawat mereka sejak kecil. Puncaknya pada suatu hari paman dan bibi Agi mendatangi rumah mereka. Paman Agi yang tidak tahan melihat tubuh Maya hampir saja memperkosanya, Agi yang betul-betul marah akhirnya membunuh mereka berdua. Keduanya tanpa pikir panjang langsung melarikan diri dari tempat itu dan bermaksud mencari tempat yang tenang.


Selama tinggal di Arcadia, Raxion banyak menerima pelatihan dari Royal Guards, terutama dari Rayfier dan Chromehound. Mereka berdua banyak mengajari inti-inti dari seorang Warrior dan Ranger. Vinze cukup banyak menghabiskan waktu di perpustakaan, sepertinya meski perpustakaan itu kecil tapi buku yang dibutuhkan Vinze ada semua. Sedangkan Miriam lebih banyak berkeliling desa dan berkenalan dengan banyak orang, bahkan dengan ibu-ibu Cora ataupun Bellato. Pernah dia ditanyai siapa yang sebenarnya disukainya, Vinze atau Raxion? Miriam hanya bisa kabur dengan muka merah padam seperti kepiting rebus. Yang membuat Raxion heran adalah kenapa pada saat mereka muncul di ‘gerbang’ para Royal Guards bisa langsung mengetahui kalau ada orang? Padahal jarak ‘gerbang’ ke desa cukup jauh. “Sebenarnya kami meletakkan kamera pengawas berbentuk hewan di pohon-pohon depan, jadi kami bisa mengetahui siapa yang masuk dan apa yang terjadi di depan sana.” Jelas Agi.

Suatu hari, Vinze akhirnya berhasil menerjemahkan buku tua itu. Diapun mencoba membacanya pelan-pelan, tiba-tiba saja mukanya pucat dan semakin dia membacanya semakin dia tampak panik. Ketika akhirnya sampai di halaman tertentu, diapun mendobrak meja perpustakaan sambil berdiri bergumam “Tidak mungkin.” Penjaga perpustakaan saat itu, yang seorang Accretia, memintanya untuk tenang. Sambil minta maaf diapun keluar dari perpustakaan, setelah di luar, Vinze berlari sekencangnya ke rumah. Sampai di rumah diapun membanting pintu dengan keras dan berteriak dengan nafas memburu “RAXION, MIRIAM, KITA HARUS BERTEMU DENGAN PARA MASTER, CEPAT!!!” Raxion yang sedang berlatih sendirian di halaman belakang keluar untuk melihat Vinze, sedangkan Miriam yang tengah memasak di dapur juga bergabung dengan mereka sambil memakai celemek berwarna pink yang bermotif lucu. Raxion berusaha menenangkannya berkata “Tenangkan dirimu Vinze, kamu bisa ceritakan dulu apa yang kamu temukan.” Miriam mengangguk berkata “Benar, lagipula kamu kan belum makan siang. Aku dapat resep ini tempo hari dari ibu-ibu Cora tetangga kita. Pasti enak.” Sekali lagi Vinze berteriak “SEKARANG BUKAN WAKTUNYA MEMIKIRKAN MASAKAN.” Miriam yang sedikit kaget agak menangis, melihat kejadian itu Vinze jadi salah tingkah berusaha menenangkannya. Raxion bertanya dengan heran “Vinze, tidak biasanya kamu seperti ini. Sebenarnya ada apa?” Vinze akhirnya menjelaskan sedikit “Aku menemukan sesuatu yang berbahaya dari buku tua ini. Aku ingin memberitahukannya pada Master, karena itulah kita harus buru-buru.” Raxion berpikir sebentar, lalu dia mengangguk dan berbalik menatap Miriam berkata “Maaf Miriam, sebaiknya kamu matikan dulu kompornya. Sepertinya apapun yang ditemukan Vinze memang gawat.” Miriam mengangguk, kemudian dia masuk ke dapur dan melepaskan celemek serta mematikan kompor. Setelah semua beres merekapun menuju ke Nirvana.

Didepan tangga Nirvana, mereka dicegat Maya dan Lamborta, biasanya ada 2 Royal Guards yang berjaga secara bergantian, sedangkan Royal Guards lainnya biasanya berpatroli sekeliling desa. Vinze menjelaskan “Kami ada kepentingan dengan para Master, ada sesuatu yang gawat yang ingin kusampaikan. Kumohon biarkan kamu lewat.” Melihat wajah Vinze, akhirnya Maya dan Lamborta membiarkan mereka lewat, tapi mereka tetap berjaga di depan tangga. Raxion cs berjalan menuju ke ruangan para Master, sesampainya disana mereka sudah langsung disambut Eris dengan pertanyaan “Lamborta melaporkan kalau kalian ada kepentingan dengan kami, ada apa sebenarnya?” Raxion berkata “Sebenarnya ini tentang buku tua yang kami temukan di kuil sebelumnya. Sepertinya Vinze sudah berhasil menerjemahkannya.” Vinze maju dan berusaha menjelaskan “Aku memang tidak berhasil menerjemahkan semuanya, tetapi secara garis besar aku sudah mengerti semua yang tertulis di buku ini.” Rugardo mengangguk berkata “Kalau begitu ceritakanlah.”

Vinze mengambil nafas dalam-dalam, akhirnya mulai menceritakan “Dalam kuil tua sebelumnya, kami melihat ada patung monster. Monster itu bentuknya aneh, bermata merah dan bertanduk banyak. Di kuil memang tidak diceritakan bagaimana sebenarnya dia ada, tapi dalam buku ini diceritakan kalau rupanya dia adalah salah satu entitas luar angkasa. Awalnya dia muncul dengan tidak punya bentuk solid, namun lama-lama dia melihat berbagai bentuk makhluk ini dan mulai berusaha membentuk tubuh solidnya. Dia muncul di planet ini karena di planet ini terdapat sumber energi luar biasa, yaitu 3 potong batu yang kami lihat di kuil sebelumnya. Rupanya ketiga potong batu itu adalah Chip.” Mendengar mereka terdiam. Raxion pun dalam hatinya merasa benar, kalau 3 potong batu yang dilihatnya itu memang sangat mirip dengan Chip.

Vinze kemudian melanjutkan “Makhluk ini dipanggil Ozma oleh penghuni awal planet ini, bagi dia jika berhasil mendapatkan 3 potong maka dia akan mengkonsumsi semua hawa energi di planet ini. Begitu semua sudah dikonsumsi, maka dia akan meninggalkan bentuk solidnya dan meninggalkan planet mati. Kemudian dia akan mencari planet lain dengan sumber energi yang besar dan sekali lagi mengkonsumsi planet itu. Bisa dibilang Ozma adalah Pemangsa Planet. Untungnya pada saat itu, penghuni awal berhasil memanggil dewa mereka Emrip Sumitpo untuk bertarung dengan Ozma. Meski unggul, karena tidak diketahui kelemahan makhluk itu Emrip Sumitpo sama sekali tidak bisa memusnahkan Ozma. Karena itulah mau tak mau dia disegel di bawah planet. Anehnya diatas tempat dia disegel muncul banyak batu-batu aneh, yang sekarang ini sedang diperebutkan.” Ashlan sadar akan cerita tersebut bertanya “Tunggu, kamu bukan mau bilang kalau tempat dia dikurung itu berada dibagian tengah Tambang Crag kan?”

Vinze dengan keringat dingin menjawab “Sayangnya itulah kenyataannya. Rupanya batu yang kita perebutkan itu rupanya adalah perwujudan aura yang dia lepaskan. Betul-betul aura yang sangat hebat sampai bisa menciptakan batu-batu kristal itu. Dan rupanya Holy Stone Keeper itu juga merupakan penciptaannya dari bagian tubuh Ozma. Sepertinya kekuatan 3 Chip itu memang sangat hebat sampai bisa mengendalikan bagian tubuhnya itu.” Eris bertanya dengan was-was “Tapi selama ini Holy Stone Keeper tunduk pada perintah mereka yang berhasil menguasai lebih dari 2 Chip bukan? Seharusnya Ozma tidak mungkin bisa bangkit lagi bukan?” Vinze melihat kearah Eris dan memberikan jawaban “Itu tidak pasti, karena menurut catatan penghuni awal, rupanya selama pertempurannya dengan Emrip Sumitpo dia terus membesar. Setelah diteliti Ozma memang mengkonsumsi hawa energi untuk memuaskan dirinya, tapi tubuhnya itu bisa berkembang lewat 1 cara. Yaitu energi negatif.” Rugardo mengerutkan keningnya bertanya “Energi negatif?”

“Ya” lanjut Vinze “Segala jenis energi negatif, dendam, dengki, benci, cemburu, iri, takut, semuanya itu terus membuatnya menjadi semakin besar dan solid. Jadi meski tidak mengkonsumsi energi, asal ada energi negatif saja maka Ozma akan semakin kuat.” Mendengar cerita itu mereka hanya bisa terdiam. Ashlan sadar lalu menjawab dengan suara bergetar “Selama puluhan tahun ini, Kerajaan, Perserikatan, dan Aliansi selalu bertempur. Dan selama itu juga ribuan, tidak puluh ribuan energi negatif berhasil dimakan Ozma.” Miriam menjadi gelisah akhirnya bertanya “Apa mungkin dia sudah muncul lagi? Apa tidak ada cara untuk menghancurkannya?” Vinze membuka buku itu lalu membacanya sedikit dan berkata “Jika dia sudah betul-betul bangkit, maka bisa dipastikan keadaan Holy Stone Keeper pasti jadi aneh. Selain itu jika dia berhasil bangkit lagi, maka bisa dipastikan juga dia pasti berusaha mengincar 3 Chip itu. Jika sampai dia berhasil ‘memakan’ 3 Chip itu maka habislah sudah semua. Tidak hanya kita, semua makhluk hidup di Novus dan planet ini sendiri bisa dipastikan mati. Tapi cara untuk mengalahkannya bukan tidak ada. Setelah menyegelnya Emrip Sumitpo sepertinya berusaha mencari apa yang bisa memusnahkannya, akhirnya dengan menggunakan segenap jiwanya dia berhasil menciptakan sebuah Force Reaver paling langka dan paling kuat. Force Reaver itu dikamuflasekan menjadi kalung dengan maksud tidak jatuh ke tangan yang jahat dan hanya bisa aktif ketika menemukan kelemahan Ozma.” “Tunggu.” Miriam bertanya “Kamu bilang kalung?” buru-buru dia mengeluarkan kalung dari tas pinggangnya dan ditunjukkannya pada Vinze. Vinze mengangguk berkata “Ya itulah Force Reaver itu, sekarang ini Force Reaver ini sedang ‘tertidur’, tapi begitu kelemahannya ditemukan dia bisa langsung aktif. Nama Force ini adalah ‘Ultima’” Giliran Raxion yang bertanya “Tapi bagaimana kita mencari kelemahannya? Bahkan katanya Emrip Sumitpo tidak bisa menemukannya.”

Vinze melanjutkan “Memang, kemudian penghuni awal berusaha menciptakan sebuah detektor untuk menemukan dimana ‘jantung’ Ozma itu. Detektornya sudah kamu pegang Raxion, yaitu kunci kuil itu.” Raxion kaget, dia tak menyangka kalau kunci kuil itu rupanya detektor. Vinze kembali membuka buku dan lanjut menjelaskan “Menurut buku ini, sumber energi Ozma pasti ada di ‘jantung’nya. Kunci itu bisa melacak keberadaan energi yang bertumpuk di tubuh Ozma, barulah kita bisa menggunakan Force Ultima itu.” Sembari dia menutup buku dia melanjutkan “Aku tidak tahu apakah Ozma sudah bangkit, menurutku sekarang ini adalah kesempatan yang terbaik jika kita ingin menghancurkannya, atau kita semualah yang akan dihancurkannya. Karena itu sebaiknya kita segera melakukan persiapan untuk ke bagian tengah Tambang Crag.”


Ashlan mengangguk lalu berkata “Memang, sekarang ini baik ‘detektor’ maupun ‘penghancur’ sudah ditemukan, jadi kurasa ini kesempatan terbaik kita untuk menyerang Ozma dan menghancurkannya untuk selamanya.” Tapi belum sempat mereka melanjutkan pembicaraan, tiba-tiba saja ada komunikasi dari Chromehound, karena dipasang loud, mereka semua bisa mendengarnya berkata “Maaf menganggu Master, tapi kamera ‘gerbang’ menangkap gambar pesawat transport kecil Kerajaan. Akan kutampilkan gambarnya.” Didepan mereka, diantara Master dan tempat Raxion berdiri muncul layar apung raksasa. Dilayar itu bisa dilihat pesawat transport Kerajaan ukuran kecil, yang biasanya untuk mengangkut 4-5 unit Accretia. Ketika sedang berusaha mendarat, dari jendela nampak wajah salah satu unit itu. Raxion yang melihat wajah itu terkejut, lalu berlari keluar dari ruangan. Vinze dan Miriam yang keheranan berlari mengikuti dia.

Karena tidak sempat menuruni tangga satu-persatu, Raxion melompat dari ujung tangga dan mendarat pas didepan kedua Royal Guards yang sedang berjaga, tanah tempat dia mendarat sampai melesak kedalam. Belum sempat kedua Royal Guards itu memanggilnya, Raxion sudah berlari lagi ke rumah untuk mengambil senjata. Setelah perlengkapannya lengkap dia berlari dengan kecepatan yang menurutnya paling cepat ke ‘gerbang’. Sesampainya di ‘gerbang’ bisa dilihat kalau satu-persatu ‘penumpang’ pesawat itu turun. Yang menaiki pesawat itu tak lain adalah Archon dan ketiga Wakil Archonnya, yang kali ini semuanya lengkap memakai jubah masing-masing, serta TR-37. Rupanya yang dilihatnya adalah wajah TR-37 makanya Raxion berlari ke ‘gerbang’ seperti orang gila. Akhirnya Vinze dan Miriam berhasil menyusulnya dengan susah payah, berhenti dibelakang untuk Raxion mengambil nafas. Sambil mengambil nafas, mereka berusaha bertanya pada Raxion kenapa berlari dengan cepat, tapi begitu melihat yang ada dihadapannya adalah Archon dan Wakil Archon Accretia, langsung saja mereka terkejut dan menyiapkan senjata mereka sambil memasang kuda-kuda.

AS-00 maju kedepan dan memberi kata sambutan yang paling tidak sangka oleh Raxion “Lama tidak jumpa, RX-75. Eh Salah, Sample Epsilon. Pengkhianatanmu itu cukup menyulitkan Kerajaan tahu” Raxion Cs hanya bisa diam seribu bahasa.

Artikel Terkait



0 comments:

Post a Comment