Aku tak sempat percaya lagi
Pada dirimu yang s’lalu membuatku terharu
Hingga aku menanggis sendiri
Tetapi selama aku masih muda
Selama batang umurku belum meninggi
Dan saat diriku masih remaja
Ku ingin kau menjadi milikku
Tetapi apa gunanya
Aku menanggisi diriku
Yang selalu dihiasi cinta
Namun tak pernah menggarah padaku
Aku bagaikan petani
Yang s’lalu menggarap cinta
Di dalam ladang hati
Yang tak pernah mendua
Memang aku ketahui
Memang hatiku tak pernah ada
Di dalam jiwa yang s’lalu berdetak
Dan hidup yang s’lalu bernafas
Tetapi apakah mungkin
Cintaku dapat kau pungkiri
Karena tak mungkin
Kau akan mendustai
Hitam tetaplah hitam
Malam tetaplah malam
Tidurmu selalu terlelam
Oleh malam yang selalu hitam
Hatiku datang padamu
Cintaku mengarah padamu
Tetapi apakah mungkin
Hanya dirinya yang kuinginkan
Karena cinta tak bisa
Tanpa adanya dua insan
Dengan cinta yang membara
Yang merasakan kejamnya dunia
Saat kudengar melodi ini
Saat kau tidak mendengarnya
Hatiku teringat lagi
Akan adanya cinta di dalam hatinya
Tapi………..
Apa yang bisa kuperbuat
Hanyalah amarah yang kudapat
Dan tamparan yang mendarat
Diriku berkata adilkah ini
Dunia selalu menghinaku
Sehingga ku tak percaya lagi
Termasuk juga dirimu
Hingga suatu saat ku menanti
Seorang pasangan hidupku
Yang selalu setia
Di dalam hidupku
Apakah kau akan setia
Bagaikan seperti bidadari
Yang siap untuk menjaga
Dan menemaniku di saat suka maupun duka
Tetapi perasaanku
Selalu tertuju padamu
Yang tak pernah mengerti aku
Di dalam suka dan dukaku
Apakah kau yang membebaniku
Yang selalu menghinaku
Padahal kau yang menjagaku
Di dalam segala medan peperanganku
Tetapi memang cinta
Tak harus memilikinya
Hanya ada beberapa
Yang berarti baginya
Tetapi mengapa kau seperti ini
Semestinya kau membimbingku
Di dalam kesulitanku
Di dalam segala kesakitanku
Sekarangpun aku mulai sadar
Cintaku hanya untukmu
Tetapi cintamu bukan untukku
Sekedar untuk yang lain
Begitu hancur hatiku
Seperti hati yang disayat dan disayat
Begitu hancur perasaanku
Seperti pisau yang dipakai untuk membunuh
Tetapi seperti inilah hidup ini
Selalu ada pertukaran medan
Dari yang berbatu
Hingga yang rata
Tetapi hanya ada satu yang menggantung
Di dalam benakku yang tak pernag padam
Seperti mesin yang meraung
Di dalam malam yang kelam
Memang tak mudah melaluinya
Tetapi dengan perasaanmu
Aku pun bisa melewatinya
Hingga ke akhir batasku
0 comments:
Post a Comment